Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas dunia selama pekan ini menghadirkan dinamika yang cukup menarik, dengan fluktuasi tajam akibat berbagai sentimen global
Sepanjang pekan, harga logam mulia ini menunjukkan pola naik-turun yang signifikan, mencatatkan kenaikan tipis ke US$2.638,87 per troy ons pada Jumat pagi (29/11/2024) sebelum ditutup pada level US$2.653,55 per troy ons di akhir sesi perdagangan.
Mengacu pada data Refinitiv, harga emas dunia dibuka pada angka US$2.625,26 per troy ons pada Senin (25/11/2024). Secara mingguan, emas mencatatkan penurunan sekitar 2%, menandai salah satu pekan terlemah dalam dua bulan terakhir.
Meski sempat mengalami penguatan moderat, logam mulia ini mengakhiri pekan dengan tren pelemahan, tertekan oleh berbagai faktor eksternal yang mengganggu optimisme pasar.
Pekan ini, sentimen global berperan besar dalam menggerakkan pasar emas. Dilansir dari Reuters, hari Thanksgiving di Amerika Serikat membuat likuiditas pasar terbatas, menyebabkan pergerakan harga yang tenang. Namun, ketegangan geopolitik global, termasuk serangan Rusia ke infrastruktur energi Ukraina dan pelanggaran gencatan senjata di perbatasan Israel-Lebanon, menjaga daya tarik emas sebagai aset aman. Meski demikian, tekanan datang dari ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Fed yang diprediksi akan tetap hawkish di tengah inflasi yang belum sepenuhnya mereda.
Analis dari OANDA, Kelvin Wong, mencatat bahwa tren jangka panjang emas masih tetap positif, terutama didukung oleh potensi defisit anggaran AS akibat rencana pemotongan pajak besar-besaran oleh Donald Trump. Namun, menurut Wong, logam mulia ini berada dalam fase korektif jangka menengah, sehingga masih berisiko mengalami tekanan lanjutan dalam waktu dekat.
Secara bulanan, emas mencatatkan penurunan tajam sebesar 3%, menjadikannya penurunan bulanan terburuk sejak September 2023. Euforia pasar pasca kemenangan Trump awal bulan ini mendorong penguatan dolar AS hingga 2% sepanjang November, menghambat reli emas. Meski demikian, pelemahan indeks dolar dalam beberapa hari terakhir memberikan sedikit dorongan bagi logam mulia ini.
Tidak hanya emas, logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium juga mencatatkan pelemahan sepanjang November. Namun, dalam sesi Jumat (29/11/2024), ketiganya berhasil membukukan penguatan moderat, dengan perak naik 0,9% ke US$30,54 per ons, platinum menguat 1,7% ke US$946,83 per ons, dan paladium naik 0,7% ke US$981,63 per ons.
Ke depan, ketidakpastian ekonomi global dan tensi geopolitik diperkirakan tetap menjadi faktor utama yang menjaga daya tarik emas. Namun, investor juga perlu waspada terhadap potensi tekanan dari faktor makroekonomi, termasuk ekspektasi suku bunga The Fed dan penguatan dolar AS yang bisa menekan harga logam mulia ini lebih dalam.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)